Sabtu, 31 Mei 2014

TUGAS MAKUL METODOLOGI PENELITIAN : "PENGARUH TAYANGAN INFOTAINMENT TERHADAP PERILAKU IBU RUMAH TANGGA



BAB I
PENDAHULUAN
A.                 Latar belakang
Hampir semua studi tentang manusia dan kehidupannya, selalu berhubungan dengan komunikasi. Komunikasi memang selalu ada pada setiap kegiatan manusia. Banyak ahli yang membahas bidang sosial yang selalu menyentuh bidang komunikasi, baik ia ditempatkan sebagai bidang kajian maupun hanya sebagai salah satu aspek atau sudut pandang saja. Dipihak lain, jika orang berbicara komunikasi, tentu menyangkut informasi didalamnya. Sebab pesan-pesan komunikasi yang digagaskannya adalah informasi. Informasi memang selalu ada pada setiap peristiwa komunikasi.
Seperti halnya informasi hiburan masyarakat atau yang biasa kita kenal dengan INFOTAINMENT, informasi hiburan ini layak tidak disebut sebagai informasi yang benar untuk masyarakat? Sedangkan infotainment di Indonesia identik dengan acara televisi yang menyajikan berita selebritis bukannya informasi hiburan yang sesungguhnya. Tetapi bagaimana sebenarnya masyarakat kita mendefinisikan infotainment di atas nilai-nilai yang sedang bergeser.





B.                 Rumusan masalah:
Adapun rumusan masalah dari proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.                  Bagaimana minat ibu rumah tangga dalam menonton tayangan infotainment  ?
2.                  Apakah persepsi ibu rumah tangga mengenai tayangan infotainment ?

C.                 Tujuan:
Adapun tujuan dari proposal penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.                  Untuk mengetahui bagaimana minat ibu rumah tangga terhadap tayangan infotainmen.
2.                  Untuk mengetahui persepsi tayangan hiburan/infotainmen bagi ibu rumah tangga.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Penelitian Yang Relevan Sebelumnya
Penelitian yang relevan sebelumnya adalah penelitian mengenai “hubungan antara menonton tayangan infotainmen ditv dan agenda komunikasi ibu rumah tangga di Makassar” oleh Nurmihailoa Nabiu Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara menonton tayangan infotainment di televisi dan agenda komunikasi ibu rumah tangga di kota Makassar.
ü  Perbandingan Penelitian:
Penelitian sebelumnya menggunakan metode penelitian yang dilakukan dalam tekhnik pengumpulan data adalah data sekunder dan Penarikan sampel dalam penelitian sebelumnya berdasarkan Cluster Sampling (area sampling) dengan teknik Random Sampling (sampel acak) dimana peneliti akan menyeleksi atau mengelompokkan populasi atau sampel ke dalam beberapa kelompok atau kategori,kemudian akan diacak untuk menentukan sampel yang akan dituju.
Sedangkan dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan dua jenis yakni data primer dan sekunder dan penarikan sampel dalam penelitian ini adalah cara Sampel purposif (purposive sampling) yakni Memilih orang-orang tertentu dg pertimbangan: Mewakili statistik, tingkat signifikansi, prosedur pengajuan hipotesis.


B.   Pengaruh Pada Presepsi
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, presepsi dipengaruhi oleh sejumlah factor psikologis, termasuk asumsi-asumsi  yang didasarkan pada pengalaman masa lalu (yang sering terjadi pada tingkat bawa sadar). (Werner J.Severin-James W.Tankard,Jr. 2009)
C.   Persepsi
Persepsi adalah menjadi sadar terhadap beberapa stimulus yang ada di sekitar kita; Kedua, (1) persepsi merupakan proses neurologis ketika sensoris stimulus diterima, di ketahui, dan diakui sebagai makna yang sederhana; (2) istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan control sensoris terhadap sesuatu yang kompleks seperti perilaku yang diinferensi dari perilaku lain; dan (3) suatu peristiwa internal yang bersifat hipotesis yang mempunyai sifat yang tidak menentu, namun yang di kendalikan oleh sebagian besar rangsangan dari luar (kadang-kadang dipengaruhi oleh variabel seperti kebiasaan dan dorongan). Persepsi ini penting untuk mengontrol kebenaran suatu perilaku.
Persepsi merupakan proses dimana individu memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi apa yang di bayangkan tentang dunia di sekelilingnya, jadi dengan mepersepsi setiap individu memandang dunia berkaitan dengan apa yang dia butuhkan, apa yang dia nilai, apakah sesuai dengan keyakinan dan budayanya. Semua kebutuhan yang ingin di penuhi ini membuat persepsi individu menjalani suatu proses personal yang rumit, karena apa yang dia persepsikan itu sangat tergantung dari sejauh mana beragam factor pembentuk persepsi, antara lain masa lalu individu. Pengalaman masa lalu tersebut rupanya telah membekas lalu membentuknya untuk memandang sesuatu, memandang seseorang atau suatu peristiwa dengan cara-cara tertentu. Karena setiap individu dapat melihat suatu objek yang sama namun dengan cara yang berbeda.
Persepsi setiap orang juga berbeda-beda sesuai dengan makna yang dia berikan kepada “sesuatu”, kepada seseorang atau kepada peristiwa. Disini penting untuk di catat bahwa semua manusia tidak dapat mengelak persepsi yang mempengaruhi komunikasi. Jika seorang pengirim membagi maksud tertentu kepada penerima, maka suka atau tidak suka penerima akan menerima informasi yang diberikan pengirim. (Alo Liliweri.2011)

D.   Jenis Jenis Perepsi

·         Persepsi Diri
Persepsi diri individu (self perception) merupakan cara seseorang menerima diri sendiri berbasis pada self esteem (apa yang dikagumi) sejauh mana objek yang dipersepsi itu bernilai bagi dia, misalnya apa yang dia yakini sebagai sesuatu yang akan memberikan rasa nyaman atau mungkin tidak nyaman. Konsep diri atau self concept itu dibentuk dari bagaimana individu berpikir tentang orang lain dan menerimanya, bagaimana individu diterima oleh kelompok tertentu atau yang berbasis manfaat self effacy (asas manfaat) dari informasi yang dia terima.

·         Persepsi Lingkungan
Persepsi lingkungan di bentuk berdasarkan konteks dimana informasi itu diterima. (Alo Liliweri.2011: hlm 160)



E.    Berita

·         Syarat Dan Nilai Berita
Tidak semua informasi atau yang masuk dalam ke telinga redaksi memiliki syarat dan kelayakan untuk menjadi berita. Informasi yang tidak bisa menjadi berita berakhir sebagai desas desus atau gosip belaka.
Gosip adalah informasi yang tidak bisa di buktikan kebenarannya alias tidak adanya fakta atau peristiwa. Adapun berita adalah informasi yang memiliki fakta peristiwa dan terkomfirmasi kebenaran fakta peristiwanya.
(Budi Imam Hartono.2012: hlm 3)
Peristiwa tertentu memiliki nilai berita karena: Ekslusifitas peristiwa dan narasumbernya, Ketokohan (profil), Proksimitas, Trend dan pertama terjadi.

·         Berita Ekslusif
Ekslusif diukur dari nilai peristiwa narasumbernya. Berita ekslusif adalah berita yang meliput peristiwa besar, actual dan merupakan momentum yang sekali terjadi serta tidak dimiliki wartawan atau media lain. Narasumber ekslusif adalah narasumber utama peristiwa, atau saksi mata peristiwa yang berhasil di wawancarai wartawan/media secara khusus. Dengan kata lain, tidak ada wartawan/media lain yang berhasil  mendapatkan  wawancara dari narasumber itu. Jadi, bukan ekslusif seperti yang biasa diklaim infotainment bernuansa misteri.         
·         Ketokohan
Semakin terkenal seseorang, semakin tinggi nilai orang itu untuk menjadi berita. Ketenaran seseorang juga harus diukur dengan prestasi, warna perjalanan hidup dan selalu aktualnya dia.
Selebrity seperti Ahmad Dhani yang memiliki “nilai jual” yang tinggi sebagai berita dibandingkan dengan Shinta-Jhojo misalnya. Karena meskipun Shinta-Jhojo sedang menjadi fenomena dan perbincangan hangat di masyarakat dengan prestasi dan kontroversi yang melekat pada dirinya, Ahmad Dhani  lebih kuat nilai ketokohannya.

·         Proksimitas
Kedekatan peristiwa dengan kehidupan sehari-hari masyarakat luas merupakan daya tarik tersendiri bagi pemirsa televisi. Kedekatan itu juga termasuk kedekatan lokasi peristiwa dengan masyarakat daerah tersebut.

·         Trend
Trend yang sedang terjadi di dunia fashion, music, film atau apapun juga menjadi salah satu daya tarik berita. Misalnya model rambut asimetris ala Maia Estianty pernah menjadi trend di dunia hiburan. Bukan hanya masyrakat awam, sejumlah artis pun memotong rambutnya ala mantan istri Ahmad Dhani tersebut.

·         Unik
Berita tentang keunikan peristiwa, atau keesentrikan tokoh juga memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi mayarakat luas untuk mengikutinya. Kisah ini pernah terjadi pada pemberitaan (alm) Mbah Surip, pengamen bulungan Jakarta Selatan ini tiba-tiba menjadi pusat perhatian masyarakat ketika perjalanan hidupnya di angkat dalam pemberitaan infotainment.
(Alm)  Mbah surip adalah tokoh unik sekaligus esentrik. Selain dandanannya yang esentrik, dengan rambut gimbal dan Rastafara, filosofi hidup Mbah surip yang nomaden juga menarik. Ia memiliki keesentrikan pada kebiasaannya meminum kopi sampai 20 gelas per hari. Kata Mbah “minum kopi, bikin awet hidup”.

·         Pertama Kali Terjadi
Peristiwa yang baru pertama kali terjadi juga menarik untuk disaksikan. Misalnya, kisah Shinta-Jhojo yang mendadak terkenal setelah mereka mengunggah video clip shinch Keong Racun di Youtube. Kisah Shinta-Jhojo sukses menjadi penyanyi dengan cara seperti itu baru pertama kali terjadi di dunia hiburan nasional. (Budi Imam Hartono.2012: hlm 3)

        
F.    Sumber Informasi
Setiap sumber liputan/berita yang menjadi bahan bakar proses produksi pemberitaan. Sumber informasi adalah bagian lain yang tidak kalah pentingnya. Sumber informasi terdiri atas sumber aktif dan pasif.

·         Sumber Informasi Pasif
Yang dimaksud dengan sumber informasi pasif adalah  data yang diperoleh dari buku, internet maupun media cetak. Misalnya foto tentang pernikahan Mayangsari dan Bambang Trihadmodjo. Dari foto yang menjadi bukti fakta peristiwa liputan dimulai. Tinggal mengembangkan kisah dibalik peristiwa dalam foto itu degan mencari keterangan sumber-sumber terkait, lokasi, dan tanggal peristiwa.
Berita dari portal internet juga bisa dikembangkan menjadi berita baru yang lebih lengkap dan menyeluruh. Misalnya, berita tentang penangkapan artis dalam kasus narkoba. Berita ini tentunya masih sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi berita yang investigatif.

·         Sumber Informasi Aktif
Yang disebut sumber informasi aktif adalah manusia/orang yang bisa memberikan informasi yang dijadikan bahan liputan. Sumber informasi aktif dating dari:
1.      Narasumber (artis) itu sendiri
2.      Orang yang kerja dengan nara sumber (artis)
3.      Lingkungan kerja narasumber (artis)
Dan lain-lain. (Budi Imam Hartono.2012: hlm 6)

G.   Infotainmen
Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Dewasa ini, infotainment disajikan dalam program berita sendiri yang terpisah dan khusus menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebriti. (Morrisan.2008 : 27) 

H.    Konsep-konsep Teoritis
ü Teori Agenda Setting                                            
Dengan atau tanpa adanya nama, ide mengenai agenda-setting ini telah ada sejak zaman penny press, Walter Lippman dalam Public Opininon (1992) berpendapat bahwa orang tidak berhadapan lansung dengan lingkungan mereka sebanyak mereka merespons pada “gambaran” yang ada di kepala mereka. “oleh karena lingkungan nyata terlalu besar, terlalu rumit dan terlalu singkat untuk dipelajari. Kita tidak diberi alat untuk menghadapi begitu banyak detail, ragam, kemungkinan, dan harus membangunnya kembali ke dalam model yang lebih sederhana sebelum kita dapat mengaturnya”. (Lippmann, 1992, hlm.16)
McCombs, sang pelopor agenda setting, telah memulai sebuah upaya untuk mengembangkan dan memperluas teori ini dengan menghubungkannya dengan teori media lain yang lebih luas.
Agenda setting yang utamanya adalah perspektif efek tingkat mikro, memiliki pernyataan penting lain sebagai sebuah teori tingkat makro- agenda building “proses yang sering kali rumit ketika beberapa isu menjadi penting dalam arena pembuatan kebijakan”. Agenda setting tahap kedua menyatakan bahwa media mengatur agenda politik pada lapisan kedua level atribut (bagaimana memikirkan sesuatu), sementara lapisan pertamanya adalah objek (apa yang seharusnya dipikirkan). (Stanley J. Baran & Dennis K.Davis.2010: hlm 349)

ü Teori Kultivasi
Teori kultivasi (cultivation) dikembangkan untuk menjelaskan dampak menyaksikan televisi pada persepsi, sikap, dan nilai-nilai orang. Teori ini berasal dari program riset jangka panjang dan ekstensif yang dilakukan George Gerbner beserta para koleganya di Annenberg School of Communication di University of Pennsylvania (Gerbner, Gross, Morgan, dan signorielli,1980). Gerbner beserta para koleganya mulai dengan argumentasi bahwa televisi telah menjadi tangan budaya utama masyarakat Amerika. “Televisi telah menjadi anggota keluarga paling penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering” (hlm.14).
Rata-rata  pemirsa menonton televisi empat jam sehari. Pemirsa “berat” bahkan menonton lebih lama lagi. Tim gerbner menyatakan bahwa bagi pemirsa “berat”, televisi pada hakikatnya memonopoli dan memasukkan sumber-sumber informasi, gagasan, dan kesadaran lain, dampak dari semua pesan-pesan yang sama menghasilkan apa yang oleh para peneliti ini disebut Kultivasi, atau pengajaran pandangan bersama tentang dunia sekitar, peran-peran bersama, dan nilai-nilai bersama.
Jika teori kultivasi benar, maka televisi mungkin mempunyai dampak yang penting tetapi tidak kentara pada masyarakat. Misalnya, teori kultivasi menyatakan bahwa karena sering terlalu sering menonton membuat orang merasa dunia ini adalah tempat yang tidak aman.  
Teori Pembelajaran Sosial                                                                             
Sebuah teori dari bidang psikologi yang berguna dalam mempelajari dampak media massa adalah teori pembelajaran sosial (social learning theory) Albert Bandura (Bandura,1997,1994) teori yang menyatakan bahwa terjadi banyak pembelajaran melalui pengamatan pada perilaku orang lain. Teori ini terutama berharga dalam menganalisis kemungkinan dampak kekerasan yang ditayangkan di televisi, tetapi teori ini juga merupakan teori pembelajaran umum yang dapat di aplikasikan pada bidang-bidang dampak media massa lain.
Teori penguatan, salah satu rumusan awal teori pembelajaran, menyatakan bahwa pembelajaran terjadi ketika sebuah perilaku dikuatkan dengan suatu penghargaan. Seandainya ini merupakan satu-satunya cara terjadinya pembelajaran, orang akan mencoba sendiri perilaku yang menyebabkan hukuman. Teori pembelajaran sosial mengakui bahwa orang mungkin menghindari pendekatan pembelajaran yang tidak efisien ini dan mungkin memperoleh suatu perilaku hanya dengan pengamatan dan menyimpan pengamatan itu sebagai petunjuk untuk perilaku ke depan.
Teori pembelajaran sosial mengakui bahwa manusia mampu menyadari atau berpikir dan bahwa mereka dapat mengambil manfaat dari pengamatan dan pengalaman. Teori pembelajaran sosial mengakui bahwa banyak pembelajaran manusia terjadi dengan menyaksikan orang lain yang menampilkan perilaku beraneka ragam. Jenis pembelajaran ini juga dapat dengan jelas terjadi melalui media massa.
Banyak dari dampak media massa mungkin terjadi melalui proses pembelajaran sosial. Dampak ini meliputi orang yang belajar bagaimana berpakaian dengan mode baru, orang yang mendapatkan pelajaran baru mengenai bagaimana berkencan, dan lain-lain. (Werner J.Severin-James W.Tankard,Jr. 2009)
                                                                      
ü Teori  Ketergantungan Sistem Media
Dalam istilah yang sederhana, berasusmsi bahwa semakin seseorang menggantungkan kebutuhannya untuk dipenuhi oleh penggunaan media, semakin penting peran media dalam hidup orang tersebut sehingga media akan semakin memiliki pengaruh kepada orang tersebut. Dari presfektif sosial maskroskopik, jika semakin banyak orang bergantung pada media, maka instusi media akan mengalami perubahan, pengaruh media keseluruhan akan muncul, dan peran media di masyarakat akan menjadi lebih besar.
Melvin Defleur dan sandra Ball- Rokeach (1975,hlm 261-263) telah memberikan penjelasan yang leih utuh kedalam beberapa pernyataan:
·         Dasar pengaruh media terletak pada hubungan antara sistem sosial yang lebih besar, peranan media didalam sistem tersebut, dan hubungan khalayak dengan media.
·         Derajat ketergantungan khalayak terhadap informasi media adalah variabel kunci dalam memahami kapan dan bagaimana pesan media mengubah keyakinan, perasaan atau perilaku khalayak.
·         Dalam masyarakat industri, kita menjadi semakin bergantung pada media Untuk memahami dunia sosial, bertindak dengan benar, serta untuk fantasi dan pelarian.
·         Semakin besar kebutuhan sehingga semakin besar ketergantungan semakin besar kemungkinan. (Stanley J. Baran & Dennis K.Davis.2010)          
I.       Hipotesis
Berdasarkan variabel-veriabel dan kerangka teori penelitian, kesimpulan sementara penulis terhadap penelitian ini adalah persepsi setiap individu memandang dunia berkaitan dengan apa yang dia butuhkan, apa yang dia nilai, apakah sesuai dengan keyakinan dan budayanya itu berbeda-beda termasuk persepsi ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:
ü  Ada hubungan yang terjadi dalam komunikasi ibu-ibu rumah tangga terhadap minat dalam menonton tayangan infotainment.
ü  Ada pengaruh yang terjadi antara Informasi hiburan atau infotainmen yang biasa ditonton ditelevisi bagi pemirsa televisi khususnya ibu rumah tangga karena mereka dapat menyaksikan trend yang terjadi masa kini serta menyaksikan kehidupan sehari-hari idola mereka.

J.      Kerangka Pikir/Penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari betapa sering kita menampilkan persepsi terhadap realitas dunia. Seperti halnya presepsi yang dimiliki oleh ibu rumah tangga di Btn Nusa Indah kecamatan Palangga mengenai tayangan berita hiburan atau yang dikenal dengan Infotainmen. Mengapa ibu rumah tangga dipilih didalam penelitian ini karena merekalah yang dominan dalam menyaksikan tayangan infotainment. Berdasarkan penelusuran dan kajian maka disusunlah skema kerangka pikir yang berfungsi untuk menjadi landasan pikir peneliti dalam melakukan pembahasan dan menyimpulkan hasil penelitian dengan judul “Persepsi Ibu Rumah Tangga Di Btn Nusa Indah Kecamatan Palangga Terhadap Berita Hiburan/Infotainmen Di Televisi” sebagai berikut:













Oval: Berita Hiburan/Infotainmen di Televisi.









Flowchart: Punched Tape: Prepsepsi ibu rumah tangga


Rounded Rectangle: Teori agenda setting

 












METODE PENELITIAN
A.  Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yakni  riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data  atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan represenntasi dari seluruh populasi.

B.   Jenis Penelitian:
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
ü Data kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada sample filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
                   

C.   Populasi Dan Sampel

Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data berupa daftar pertanyaan yang pokok. 
populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di BTN Nusa Indah kecamatan Palangga, Gowa.
Sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan cara Sampel purposif (purposive sampling) yakni Memilih orang-orang tertentu dengan pertimbangan: Mewakili statistik, tingkat signifikansi, prosedur pengajuan hipotesis.

Yaitu dilakukan dengan Rumus Yamane
n =  
N = Jumlah populasi
d = tingkat kepercayaan
n = jumlah sampel

D.                 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan kepada informan. Data ini dibuat untuk menghimpun informasi mengenai karasteristik responden, pengetahuan responden tentang tayangan infotainment dan segala yang mempengaruhi tentang tayangan infotainment.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari perpustakaan, buku-buku mengenai proposal penelitian serta dokumen-dokumen yang berkaitan erat dengan penelitian ini.
E.                  Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yakni analisis data terbagi menjadi dua yakni kegiatan mendeskripsikan data dan melakukan uji statistik (inferensi). Kegiatan mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain yang tertarik dengan hasil penelitian yang dilakukan. Kegiatan mendeskripsikan data dilakukan dengan pengukuran statistik deskriptif.



















  

DAFTAR PUSTAKA

Suyanto bagong, sutina,h, 2005. Metode penelitian sosial. Jakarta : prenada media group.
Krisyantono Racmat, 2009. Tekinik Praktis Riset Komunikasi Disertai Cotoh Praktis Riset Media, Pulic Relation, Adversiting, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Predana Media Group.
Baran J. Stanley & Davis K. Dennis, Teori Dasar, Komuikasi pergolakan, dan Masa Depan massa.(Jakarta: Penerbit Selemba Humanika,2010).
Hartono Dudi Iman, Infotainment: proses produksi dan praktik junalistik. (Jakarta: PT Akademia Permata).
Liliweri Alo, Komunikasi serba ada serba makna. (Jakarta: Kencana,2011)
Morrisan. 2008.Hal.27. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta:Kencana
Skripsi Nurmihailoa Nabiu Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin